Saat ini bidang menulis cukup banyak diminati oleh berbagai kalangan, terutama pada kalangan remaja. Banyak remaja masa kini yang mulai mengisi waktunya untuk menuangkan ide-idenya dalam bentuk sebuah tulisan yang kemudian menjadi sebuah cerita yang menarik. Kira-kira dimana saja sih platform menulis tuh? Untuk saat ini terdapat dua platfotm yang cukup diminati oleh penulis dan pembaca, yaitu Wattpad dan Twitter. Saat ini twitter bukan hanya digunakan untuk menyiarkan berita terupdate, namun twitter juga menjadi media para penulis menuangkan ide-idenya yang biasanya disebut dengan Alternative Universe. Bahkan, hingga saat ini banyak tulisan-tulisan yang terdapat di dua platform tersebut terlah diangkat menjadi novel. Jadi pertanyaannya, ada gak sih syarat untuk menjadi penulis?

Siapapun dapat menjadi penulis, baik menulis untuk hiburan maupun untuk berbagi informasi. Tidak ada syarat khusus untuk menulis, karena pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan tersebut. Namun, artikel ini akan lebih berfokus membahas tentang menulis untuk hiburan terutama menulis narasi untuk sebuah cerita. Tanpa basa-basi lagi, yuk kita langsung masuk ke “Tips Menulis Narasi By Tulisan Tan”. Simak tips-tips dibawah ini ya!

Menulis narasi bukan hal yang mudah juga bukan hal yang sulit, tapi kebanyakann para penulis sering mengalami kebingungan untuk memulai menulis narasi. Jadi, apa aja sih tipsnya?

1.      Tentukan Inti Cerita Yang Akan Dibuat

Ini sangat penting dalam memulai menulis, kalian harus dapat menentukan inti cerita yang akan dijadikan narasi. Selain itu, inti cerita ini dapat dijadikan sebuah judul dari cerita tersebut. Contohnya ialah Pertemuan di Taman Kota, dari judul cerita tersebut dapat kita bayangkan bagiaman situasi dan kondisi saat pertemuan tersebut.

2.      Perhatikan 5W+1H

Dalam sebuah narasi kita harus memerhatikan 5W+1H, karena ini merupakan sesuatu hal penting untuk menunjang narasi yang kita tulis. Kira-kira 5W+1H itu apa aja sih? 5W+1H meliputi apa yang terjadi dalam cerita tersebut, siapa saja yang terlibat dalam cerita tersebut, kapan waktu terjadinya, dimana lokasi terjadinya, dan bagaimana kronologis kejadiannya. Dengan 6 komponen tersebut, narasi yang akan kita tulis menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh para pembaca. Namun pertanyaannya saat ini, apakah semua komponen tersebut harus ada dalam sebuah narasi? Jawabannya tidak. Banyak para penulis yang memilih untuk menyembunyikan salah satu komponen tersebut untuk nantinya dijelaskan dinarasi berikutnya. Apakah itu salah? Tentu saja tidak. Jadi sebuah narasi yang kalian tulis boleh hanya terdiri dari 5 komponen atau 4 komponen dan seterusnya.

3.      Rajin Membaca Ulang Narasi

Ketika menulis sebuah narasi, kita sebagai penulis jangan bosen-bosen untuk membaca ulang narasi yang telah ditulis. Kita harus perhatikan kalimat antarkalimatnya, pastikan tidak ada kerancuan antarkalimat. Selain itu juga pastikan antarkalimat yang telah ditulis berkaitan satu sama lain. Dengan kita membaca ulang terus-menerus narasi yang sedang kita tulis, kita jadi mengetahui apa yang kurang dari narasi yang telah kita tulis. Ketika sudah menjadi satu paragraf atau sudah menjadi satu narasi, kita harus membaca ulang narasi tersebut untuk menghindari kesalahan penulisan ataupun kerancuan dalam sebuah kalimatnya.

4.      Jadikan Diri Sendiri Sebagai Pembaca

Untuk dapat menilai narasi yang telah kita tulis, kita harus dapat memposisikan diri kita sebagai pembaca. Hal itu diperlukan untuk memastikan narasi yang telah kita tulis itu sudah cukup atau masih terdapat bagian-bagian yang kurang. Pada tahap ini merupakan hal yang cukup sulit untuk dipraktekkan, namun tidak ada salahnya untuk mencoba.

5.      Kembangkan Satu Kalimat Menjadi Satu Paragraf.

Bagian ini merupakan hal yang penting dalam menulis narasi, namun pada bagian ini juga menjadi tantangan bagi para penulis. Lalu bagaimana caranya? Kunci utamanya ialah deskripsi. Kita sebagai penulis harus dapat mendeskripsikan apa yang ingin kita tuangkan kedalam narasi yang kita tulis. Mari simak contoh dibawah ini.

Saat itu Gya tiba di sebuah rumah tua, kemudian Gya memasuki rumah tersebut dengan hati-hati. Tidak ada yang salah pada kalimat tersebut, namun kita dapat membuat kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf dengan cara mendeskripsikan rumah tersebut. Seperti contohnya:

Saat itu Gya tiba di sebuah rumah yang telah lama ia tinggalkan. Kondisi rumah tersebut sangat berbeda dengan kondisi terakhir ketika ia masih tinggal di sana. Rumput-rumput liar tumbuh dengan lebat pada bagian depan rumah hingga menutupi beberapa sisi bagian rumah tersebut. Pagar rumah itu juga terlihat berkarat seperti tidak pernah terurus. Gya menatap rumah tersebut dengan seksama hingga akhirnya ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut. Kurang lebih seperti itu contohnya.

6.      Rajin Membaca dan Menyusun Kalimat

Untuk menambah kemampuan kita dalam menulis, kita perlu banyak-banyak membaca. Hal itu diperlukan karena dengan membaca dapat menambah kosakata yang telah kita miliki. Selain itu, menyusun kalimat juga dapat melatih kemampuan kita dalam menulis narasi.

Itu saja tips menulis narasi by tulisan tan, kita jumpa di lain waktu ya. Ada sebuah quotes yang bagus nih

“Menulis merangsang pemikiran, jadi jika kamu tidak bisa memikirkan sesuatu untuk ditulis, tetaplah mencoba untuk menulis.” – Barbara

Semangat untuk kalian yang sedang menulis sebuah karya. Sampai jumpa. See u next time~